Jam

Jumat, 31 Desember 2010




ada 2 tahun baru yang kita kenal. Versi Hijriyah dan Masehi.
Dan tulisan ini adalah bentuk rasa iri saya sebagai seorang Muslim terhadap keduanya. Sekarang kita bandingkan saja. Perayaan tahun baru Masehi selalu dan selalu dirayakan secara semarak, meriah, dan terkesan glamour. Kemudian tengok perayaan tahun baru Hijriyah....bahkan ada sebagian kita yang tidak sadar dan tidak tahu dengan tahun baru hijriyah. Boro-boro mau ngrayain...tahu aja kagak....”itu jawaban sebagian saudara Muslim kita.
Terus apa yang membuat rasa iri ini muncul. Bukan masalah meriah atau glamornya perayaan tahun baru. Tapi kesadaran kita sebagai seorang Muslim yang semakin menipis. Kita Muslim, Kita punya Tahun Baru sendiri. Tapi kebudayaab barat lah yang lebih kita pilih. Sekarang mari kita tanyakan pada diri masing-masing. “KENAPA....???
read more "1432 H vs 2011 M"

Kamis, 23 Desember 2010




Ada suatu kisah seorang santri yang menuntut ilmu pada seorang Kyai. Bertahun-tahun telah ia lewati hingga sampai pada suatu ujian terakhir. Ia menghadap Kyai untuk ujian tersebut.
“Hai Fulan, kau telah menempuh semua tahapan belajar dan tinggal satu ujian. Kalau kamu bisa menjawab berarti kamu lulus”, kata Kyai.
“Baik pak Kyai. Apa pertanyaannya?” “Kamu cari orang atau makhluk yang lebih jelek dari kamu. Kamu aku beri waktu tiga hari”.
Akhirnya santri tersebut meninggalkan pondok untuk melaksanakan tugas dan mencari jawaban atas pertanyaan Kyainya.
Hari pertama, sang santri bertemu dengan si Polan pemabuk berat yang dapat dikatakan hampir tiap hari mabuk-mabukan. Santri berkata dalam hati, “inilah orang yang lebih jelek dari aku. Aku telah beribadah puluhan tahun sedang dia mabuk-mabukan terus”.
Tetapi sesampai ia di rumah, timbul pikirannya. “Belum tentu, sekarang Polan mabuk-mabukan siapa tahu pada akhir hayatnya ALLAH memberi hidayah dan dia husnul khotimah. Dan aku sekarang baik, banyak ibadah tetapi pada akhir hayat dikehendaki suul khotimah. Bagaimana??? Dia belum tentu lebih jelek dari aku.
Hari kedua, santri jalan keluar rumah dan bertemu dengan seekor anjing yang menjijikkan rupanya. Sudah bulunya kusut, kudisan pula. Santri bergumam, “ketemu sekarang yang lebih jelek dari aku. Anjing ini sudah haram dimakan, kudisan, jelek lagi”.
Santri gembira karena telah dapat jawaban atas pertanyaan gurunya. Waktu akan tidur sehabis Isya, dia merenung. “Anjing ini kalau mati, habis perkara dia. Dia tidak dimintai tanggung jawab atas perbuatannya oleh ALLAH. Sedangkan aku akan dimintai pertanggung jawaban yang sangat berat yang kalau aku berbuat dosa akan masuk neraka aku”. Aku tidak lebih baik dari anjing itu.
Hari ketiga akhirnya santri menghadap Kyai. Kyai bertanya, “sudah dapat jawabannya muridku?” “Sudah guru”, santri menjawab. “Ternyata orang yang paling jelek adalah saya guru”. Sang Kyai tersenyum, “kamu aku nyatakan lulus”.
read more "PERTANYAAN TERAKHIR"

Rabu, 22 Desember 2010




Ibu....sejuta cintalah yang akan kita bayangkan ketika mendengar kata tersebut...seseorang yang super....seseorang pahlawan yang berani menaruhkan hidupnya untuk putranya.....nah sekarang jika kita melihat kalender...tertera jelas tanggal 22...yang artinya itu hari ibu....mungkin dari teman2 semua belum mengetahui sejarah dinasionalkannya hari ibu...ini dia....

Tahukah kamu, mengapa setiap tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu?

Pada tahun 1928, bertepatan dengan tahun diadakannya Kongres Pemuda, organisasi-organisasi wanita yang ada saat itu tidak mau ketinggalah. Mereka juga mengadakan kongres di Yogyakarta. Tepatnya pada tanggal 22-25 Desember 1928 kongres wanita ini pertama diadakan, yang kini dikenal dengan nama Kongres Wanita Indonesia (KOWANI).

Saat itu ada 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatra yang ikut serta. Mereka saat itu berkumpul untuk mempersatukan organisasi-organisasi wanita ke dalam satu wadah demi mencapai kesatuan gerak perjuangan untuk kemajuan wanita bersama dengan pria dalam mewujudkan Indonesia merdeka.

Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu ditetapkan pada Kongres Wanita ke-3 yang diadakan di Bandung pada tanggal 22 Desember 1938. Penetapan tanggal ini bertujuan untuk menjaga semangat kebangkitan wanita Indonesia secara terorganisasi dan bergerak sejajar dengan kaum pria.

Mengingat pentingnya makna Hari Ibu tersebut, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit No. 316 Tahun 1959 pada tanggal 16 Desember 1959 yang menetapkan Hari Ibu sebagai Hari Nasional walau bukan hari libur.

Kemudian pada kongres yang diadakan di Bandung pada tahun 1952, Ibu Sri Mangunsarkoro mengusulkan untuk dibangun sebuah monumen untuk memperingati kongres pertama tersebut. Dan pada tanggal 20 Mei 1956 dibangunlah Balai Srikandi yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh menteri wanita pertama di Indonesia, Maria Ulfah. Akhirnya diresmikan oleh Presiden Suharto menjadi kompleks gedung Mandala Bhakti Wanitatama pada tanggal 22 Desember 1983.

SELAMAT HARI IBU
read more "The History Of Mother Day"

Minggu, 12 Desember 2010




Seruling padang pasirnya mulai terlantun bait demi bait....
berdendang nada demi nada....
menyamarkan hati yang kasar...
menundukkan kepala yang mendongok....
meregangkan bahu yang meninggi...
Entah apa yang bisa diucapkan saya sebagai manusia...
jika pesonanya tak lagi kunikmati atas izin-Nya...
tak lagi keindahan yang terpancar...
bau busuk mungkin yang akan tercium...
lebih tepatnya “bau busuk yang terbungkus kain sutera”...
Semoga ku tak tertipu....

Anta Naskhatul Akwaan....

Shaha da’nii fii dzikri...
Menjeritlah tinggallah aku dalam zikirku...

Fa’dur falhawaa ‘udrii
Maafkanlah aku cintailah alasanku

Anaa laisa fii sirrii illallah
Tak ada dalam sirrku (relung hati) kecuali Allah....

Anta Naskhatul Akwaan....
read more "Maafkanlah aku cintailah alasanku"

Jumat, 10 Desember 2010


read more "Petikan Gitar UntukNYA"

Senin, 06 Desember 2010




Teringat kejadian beberapa minggu yang lalu ketika Merapi kentut sembarangan, memuntahkan larva...menyemburkan abu vulkanik....menelan hijaunya alam...memakan darah segar manusia...dan apalah itu namanya. Sekarang aku tengah berdiri dimana waktu itu tempat ini adalah tempat paling mencekam..,tempat terpanas.....tempat dimana teriakan manusia menyebut AsmaMu...meminta pertolongan...meminta keselamatan....meminta perlindungan...meminta apa yang ia inginkan saat itu. Terlihat jelas Merapi dengan angkuhnya berdiri tegap...serambi sesekali ia memuntahkan isi perutnya sedikit-sedikit....kepulan asap kecil yang saya rasa mirip dengan kepulan asap rokok sesorang lelaki di tengah dingin nya alam. Yang saya lakukan hanya sedikit memejamkan mata, serta membayangkan jikalau saat itu saya berada disini....entah apa yang akan terjadi pada jasad ini...dan entah akan kemana ruh ini bermukim....Setelah saya rasa cukup...dengan sendirinya lidah ini berkata “Alhamdulillah”.....Suwun Gusti....
read more "Ketika Merapi Bertatap Muka Denganku"

Minggu, 28 November 2010




Malam Sabtu kemaren...Pacitan kedatangan Al Mukarom Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf dari surakarta...sebelum bertandang ke alun-alun mengisi majlis shalawat terlebih dahulu beliau transit di Green House kota pAcitan. Disitu berkumpul para Kyai-Kyai dan rombongan Habib Syech. Ada Kyai Umar Tumbu, KH.M.Burhanuddin HB, KH.Faqih Suja’, KH.Mukti Ali, dan masih banyak yang lainnya....
Mereka terlihat asyik ngobrol, guyonan, dan tertawa bersama....
Guyonan itu terlontar dari Habib Syech yang kebetulan duduk di samping Kyai Umar Tumbu....
Mbah ....“Kun kal DUIT wa laa takun kal DEMIT”....
Spontan semua yang ada disitu tertawa...terlebih Kyai Umar tumbu yang berusia lebih dari 1 abad tersebut....
Gayeng....
read more "GAYENG...."

Jumat, 26 November 2010




Apabila setiap muslim diharuskan untuk menjadi pemimpin, yang cakupan kepemimpinannya sesuai dengan wawasan keilmuan dan kapasitas kepribadian, maka dalam konteks muslim Indonesia santri-lah yang paling berhak menyandang gelar sebagai pemimpin dan pelopor baik dalam lingkup masyarakat lokal maupun pada level nasional.

Ada empat faktor yang mendasari hal ini: pertama, wawasan spiritual (QS At Taubah 9:123). Santri adalah kalangan yang paling banyak mempelajari ilmu agama. Seorang pemimpin ideal hendaknya tidak diragukan wawasan keagamaannya. Sebab wawasan spiritual akan sangat membantu dalam menyeimbangkan kepribadian seorang pemimpin dalam berperilaku dan mengambil keputusan yang benar (QS Al Ankabut 29:13).

Kedua, mandiri. Seorang pemimpin harus mandiri yakni memiliki kepribadian yang independen yang memiliki ketergantungan hanya pada Sang Pencipta (QS Yunus 10:62). Pemimpin adalah sosok panutan banyak orang. Tidak ada satupun individu yang rela menjadi pengikut dari sosok pribadi yang tidak mandiri. Tentu saja pribadi mandiri bukan berarti pribadi yang tidak butuh pada orang lain sama sekali. Akan tetapi kebutuhan itu tidak pada tahap ketergantungan. Ia lebih bersifat mutual (saling memerlukan) seperti butuhnya penjual pada pembeli, bukan seperti butuhnya bayi pada ibu yang menyusuinya.

Apabila karakter kemandirian seseorang sebagian besar dibentuk oleh lingkungan, maka lingkungan pesantren dapat dikatakan memiliki pengaruh paling kuat dibanding lingkungan pendidikan lain dalam membentuk karakter mandiri seseorang.

Di pesantren, seorang santri dididik selama 24 jam tidak hanya dalam keilmuan “formal” seperti ilmu fiqh, Hadith, tafsir, dan lain-lain, tetapi juga dalam keilmuan “non formal” seperti kesabaran, percaya diri dan kerja keras; tiga sifat minimal yang harus dimiliki oleh seorang calon pemimpin.

Hal lain yang tak kalah pentingnya dalam pendidikan nonformal di pesantren adalah santri dilatih sebagai “pemimpin-pemimpin kecil” yang memiliki tugas-tugas rutin dalam mengkoordinir kegiatan harian pesantren. Kebiasaan ini pada gilirannya nanti menjadi modal yang kuat bagi seorang santri untuk melatih insting kepemimpinannnya saat terjun di masyakarat.

Ketiga, akhlakul karimah (QS Al Qolam 68:4). Masyarakat membutuhkan pemimpin yang memiliki perilaku akhlakul karimah. Pribadi akhlakul karimah akan selalu mendasarkan setiap tindakan pribadinya pada etika tertinggi baik menurut tinjauan agama maupun pandangan sosial. Sebaliknya, ia akan bersikap bijak dan “agak longgar” dalam menilai dan memberi “fatwa” pada kalangan yang dipimpinnya. Karena berwawasan luas dan berkepribadian tasamuh (bijaksana), ia disenangi kawan dan disegani lawan.

Keempat, sederhana dan jujur. Lingkungan pesantren adalah lingkungan pendidikan yang sangat mendorong santri untuk hidup sederhana. Kesederhanaan adalah salah satu moralitas tertinggi di samping kejujuran. Sederhana dan jujur adalah dua hal yang tak terpisahkan. Sulit untuk hidup dalam kejujuran, apabila kita meninggalkan kesederhanaan.

Keempat faktor di atas menempatkan santri menjadi seorang calon pemimpin yang ideal untuk memimpin masyarakat dan bangsa Indonesia di masa depan. Kenyataan ini hendaknya tidak menjadikan kita berbangga hati, sebaliknya harus kita jadikan bahan introspeksi diri; sudahkan para santri selaras dengan keempat kriteria di atas?
read more "SANTRI, JADI PEMIMPIN"

Minggu, 21 November 2010




SEJARAH MUSIK
Menurut catatan sejarah (A. Hasymi, Sejarah Kebudayaan Islam), Pengaruh Islam dalam perkembangan musik dunia cukup besar. Di waktu itu ada 2 jenis musik: vokal dan musik instrumen. Musik vokal melahirkan :qit’a (fragmen); ghazal (lagu cinta) dan mawl (lagu tentang keindahan). Musik instrumen membuat terciptanya qasaba (nay), tabla (drum), duff (tamborin) dan qasa (cymbal)
Peradaban Islam masuk di Eropa melalui Spanyol dan Balkan, telah mempengaruhi perkembangan musik di Barat. Pada abad ke 8 misalnya, seorang pendeta Kristen, St Medrad Evangel, mencoba memasukan unsur musik Islam ke dalam musik gereja. Seabad kemudian masyarakat barat di spanyol mulai mengenal ritme dan metrum (pergantian naik turunnya suara secara teratur yang berasal dari Al Farabi abad 12), kemudian kaum birokrat Spanyol yang beragama Kristen mengembangkan jenis musik vokal troubadaour-musik yang dimainkan secara solo yang kemudian menjadi embrio folklore atau musik rakyat.

BEBERAPA TOKOH MUSIK ISLAM
1. Kemudian musik Arab mencerap unsur-unsur musik dari Persia dan Roma. Salah satu tokohnya adalah Said Ibnu Mashaj –Mekkah.
2. Penulis teori musik yang pertama di zaman Islam adalah Sulaiman (765) yang belakangan juga mempengaruhi pemusik Eropa.
3. Khalil bin Ahmad (wafat 791) orang pertama di zaman Islam yang memperkenalkan teori menuliskan irama musik dengan not balok.
4. Yahya bin Mansur Al-Mausuly, menulis teori musik, terutama not huruf dan teori dansa.
5. Ishak bin Ibrahim al Mausuly (wafat 850), berhasil memperbaiki musik Arab di zaman Jahiliah dengan sistem baru. Berkat kepiawaiannya, penulis kitab “Kitabul ilhan Ghanam” (Buku Not dan Irama) itu kemudian mendapatkan julukan “Imamul Mughiyah”,”Raja Penyanyi”
6. Hunia bin Ishak (873), berhasil menyalin sejumalh teori musik karangan dua filsuf Yunani, Plato dan Aristoteles,”Problemata dan De Anima” . Ia juga menerjemahkan De Voce” karya Galen.
7. Filsuf besar al-Kindi (874) telah menulis tujuh buku tentang musik.
8. Tsabit ibnu Qurra (901), Muhammad ibnu Zakaria ar Razi (929) dan Qusta ibnu Luqa (932)
9. Al Farabi, ia adalah musisi yang handal dan teoritikus musik yang hebat, karya-karyanya banyak mempengaruhi perkembangan musik Barat.
Rasanya kalau membaca sejarah di atas beserta tokoh2 islamnya, kita jadi menyadari, bahwa Sejarah kita yang sekarang ini sebenarnya terputus, atau sengaja di putus.
Dan itu bisa dimaklumi sebab ketika Baghdad di hancurkan oleh Hulagu Khan, maka seluruh peninggalan2 Islam, Kitab2 ilmu yang dikembangkan oleh umat Islam, di hancurkan dan di tenggelamkan di sungai Tigris, sampai air sungainya menghitam karena lunturan tintanya.
Atau ketika keilmuan Islam berkembang lagi di Cordova, maka kemudian Spanyol / Andalusia di kuasai oleh orang-orang Nasrani lagi, kembali lagi dilakukan "pemutusan Sejarah" dan sampai sekarang ini sehingga kita merasa bahwa orang-orang dari Baratlah sebagai sumber ilmu, sumber filsafat, sumber pengetahuan,dll termasuk sumber asalnya segala macam alat musik dan ilmu musiknya pula..
DI INDONESIA
Zaman Wali sanga, musik dimanfaatkan untuk dakwah. Mereka menciptakan Macapat (puisi jawa yang dilagukan), Dandanggula, Maskumambang, Pangkur, Sinom, Asmaradhana,.
Termasuk lagu ilir-ilir (ciptaan Sunan Kalijogo), juga lagu-lagu ciptaan dari Pangeran Wijil I (turunan sunan kalijogo) yang meneruskan beliau sebagai seorang Pujangga.Tak ketinggalan salah seorang guru Sunan Kalijogo yakni Sunan Bonang, yang namanya diabadikan sebagai salah satu nama alat musik gamelan (Bonang)
Wali sanga pula yang merakit instrumen gamelan jawa lengkap dengan komposisi musiknya.
Atau mungkin anda ingat dengan beduk ketika seseorang itu mau adzan?
Adakah itu ada di jaman Rasulullah saw ?
ataukah itu adanya hanya di Indonesia ini saja ?
sejak kapan adanya beduk yang membawa nada-nada tertentu itu.?
tak.tak..taktaktakta....dung..dung...dungdungdung...he..he..
Dan kalau kita telusuri sejarah pendidikan agama Islam di Indonesia ini, maka kita akan tahu, di pesantren-pesantren sebelum era intervensi materi dari pemerintah, istilah kita pesantren tradisional, maka kitapun mengenal pembelajaran kepada para santri-santri itu melalui syair-syair yang dilagukan untuk lebih memudahkan hafalah bagi mereka.(nadhom-nadhom)
Ada nadhom jaljalut sughro,
ada nadhom jaljalut kubro,
ada nadhom minhajul asfiya'
ada nadhom sholawat nabi, dll
Ingatkah kita cara menghafal sifat-sifat Allah ketika tahun 1975 an ? mereka mengajarkan menghafal dengan dilagukan, dan itu sangat memudahkan bagi kita yang diajari...
Kemudian di masa sekarang ini, mulailah warna musik tidak lagi menjadi batasan bagi seseorang untuk berkarya dan memuja Tuhannya, serta seringkali menjadi sarana dakwah yang "halus" yang kadang terselubung.

Jenis musiknya mulai gambus, musik Melayu, kasidah dan mulai juga sudah cukup lama, irama dangdut (Rhoma Irama), pop (Bimbo, Novia Kolopaking,dll), rock (Dewa), klasik, jazz, nasyid, musik tradisinal-modern (Kyai Kanjeng dan Ki Ageng Ganjur-Emha Ainun), termasuk orkestra (Dwiki Dharmawan dan Hadad Alwi)
Tuhan sudah menganugerahkan kepada manusia telinga sebagai alat, dan Pendengaran sebagai sifatnya...
dan bukankah Nabi Bersabda "Allohul Jamal Yuhibbul jamil" ?
"Alloh itu Maha indah dan Cinta kepada keindahan" ?
lalu, tidak sadarkan kita bahwa lagu-lagu dan irama-irama itu selalu kita dengarkan disetiap saatnya?
baik itu kita mau maupun tidak mau, baik itu kita suka maupun tidak suka..
irama-irama kipas angin yang berputar,
nada-nada angin yang berhembus sepoi-sepoi,
suara-suara langkah-langkah kaki yang membawa not-not sendiri....
semoga kita termasuk orang yang bisa mendengarkan percikan keindahan ilahi..
read more "MUSIK, ISLAM & TUHAN"

Sabtu, 30 Oktober 2010




Kembali lagi pukul 00.40 WIB merapi erupsi lagi. Kontan membuat panik warga di daerah lereng merapi, begitu juga di tempat penapungan pengungsi. Tepat ba'da subuh hujan abu rata di seluruh penjuru DIY. hingga sore ini pun hujan abu masih deras menghujani tanah DIY.
Dan salah satu pendapat warga, yaitu "kang Bejo" atas hujan abu seharian ini seperti berikut, "wah jogjaku serasa kayak di paris, hujan salju...."
read more "Sejenak Serasa di Paris Perancis"

Rabu, 27 Oktober 2010




Lagi-lagi gunung merapi tercinta kentut sembarangan....hehe....alias njebluk.
walhasil kembali lagi berjatuhan korban-korban baru.
gunung merapi yang masih teramat agresif itu meletus sekitar ba'da maghrib.
Letusan Merapi juga menimbulkan abu vulkanik yang mengguyur wilayah sekitar Merapi. Hujan abu disertai kerikil kecil terjadi sekitar pukul 19.00 WIB.Akibat hujan abu tersebut,masyarakat yang keluar rumah harus mengenakan penutup kepala dan masker untuk menutup hidung. Abu vulkanik mencapai radius 40 kilometer. Letusan Merapi kontan membuat warga panik. Bahkan,karena terlambat mengungsi, sejumlah warga harus menjadi korban.
Juru Kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan akhirnya ditemukan tewas oleh tim penyelamat yang diterjunkan sejak Rabu (27/10) dinihari. Jasadnya sekitar pukul 06.05 berhasil dievakuasi dari lereng Gunung Merapi tepatnya di Desa Kinahrejo Kecamatan Cangkringan, Sleman atau berjarak sekitar 6 km dari puncak Merapi.

Keterangan yang dihimpun, jenasah Mbah Maridjan ditemukan dalam kondisi sujud di dalam kamarnya. Ia masih mengenakan baju batik, kopiah warna putih serta sarung. Diduga saat bencana wedhus gembel datang yang bersangkutan sedang shalat.

Kita doakan saja semoga amal-amal beliau diterima disisi Allah SWT.amin.
Dan yang jadi pertanyaan terakhir saya, "SIAPA PENERUS ESTAFET JURU KUNCI MERAPI SELANJUTNYA?"
read more ""SIAPA PENERUS ESTAFET JURU KUNCI MERAPI SELANJUTNYA?""

Kamis, 28 Januari 2010


Seperti biasa disebuah pondok yang masih `Tradisional` santri dan keluarga sangat santun dan patuh pada sang Kyai pengasuh. Nah sang kyai ini punya santri yang cukup banyak dan bermacam prilaku dan karakterinya.
Suatu hari menjelang tidur malam selepas pengajian beberapa murid kumpul dan bercengkerama. ada yang main tebakan adapula yang main sekak (catur). Tidak seperti biasanya kalo malam seorang santri ngajukan tantangan pada temen-temennya.

`Hayo... Siapa yang berani nyium dua pipinya si `ening` (pangilan hormat pada putri sang kyai )
` Gila lo cep, emang kamu berani apa`
` Emang sicecep tuh paling edan `
` Okey deh kalo aku bisa cium pipi si eneng kamu mau bayar berapa?`
` Aku akan bayar kamu dua puluh ribu deh kalo kamu berani dan sukses ddalam misi itu `
` Okkey deh liat aja besok pagi selepas sholat dhuha`

Nah... malam harinya menjelang sholat shubuh sicecep hadir duluan di langgar (masjid) tempat biasnya sang kyai ngadakan pengajian. Dan langgar itu nggak jauh dari `Dalem` (rumah) sang kyai. Peresisnya dibelakang rumah yang kurang lebih 25 meteran.

Begitu sang kyai masuk ke langgar tersebut sangkyai terkejut melihat sicecep yang sepertinya khusuk wiridan. Nah begitu adzan subuh sicecep pun adzan lalu sholat sunnah. Nggak seperti biasanya emang sicecep rajin seperti itu. Sang kyaipun tampak bangga karena merasa bisa membimbing santrinya itu.

Namun begitu menjelang iqomah si cecep berlagak batal dan pergi untuk ngambil air wudhu. Begitu keluar dari masjid sicecep menuju kkamar mandi sambil nenteng sandal sang kyai kebelakang rumahnya.

Selepas sholat subuh sang kyai melanjutkan wirid sampai saat dhuha. begitu pula dengan si cecep.Begitu selesai sholat dhuha sang kyai beranjak berdiri dan keluar. Namun ia terkejut karena beliau tidak menemukan sandalnya. Si cecep yang berlagak tidak tahu menghampiri sang kyai dan bertanya ` Ada apa kyai...?`
` Saandalku nggak ada cep....`. ` OOo.....tadi saya lihat diambil si enen, Kalao gitu saya ambilkan ya...Kyai..`
` Terima kasih kamu memang murid yang taat pada guru ...` ( sambil mengusap kepala si cecep.
Si Cecep pun menuju rumah si sang kyai dan menemui putrinya.

:` Ada apa cep ` tanya sang putri
` anu neng sama pak kyai saya disuruh nyium pipi neng `
` Ah nggak mungkin, masak kkyai nyuruh gitu ` tolak sang putri.
Si cecep segera berteriak ` Kyai... sama eneg nggak boleh, nggak diberikan ` Sang kyai langsung membalas ` Lho neng kenapa nggak diberikan .... Hayoo...cepat berikan....`.
` Tuh betulkan neng kyai nyuruh beri cecep sun `.
Dengan agak malu si eneng pun memberikan pipi kanannya.
` Trus yang kiri mana...` ` eh kamu jangan bertingkah ya..,.
udah dikasi yang kanan minta yang kiri.. `. Si cecep pun teriak lagi ` Pak Kyai sama si Eneng cuman diberikan satu `. Sang kyai pun membalas dengan lantang ` Lho kamu ini gimana tho neng yang berikan dua-duanya `. Kontan saja si eneng ngasihkan pipio kirinya.

Santri lain yang melihat kejadian itu cengar-cengir dan gemas sama si cecep. Begitu si cecep selesai melaksanakan triknya sicecep pun ngeloyor pergi dan memberikan sandal sang kyai. Begitu sandal diberikan sang kyaipun berujar ` terima kasih semoga ilmu yang kamu terima bisa bermanfaat.... ` Amin... kata sicecep menimpali.
read more "Santri Cecep"

Karena Ingin di sebut sebagai lurah yang pandai berdalil, di hadapan kyai dan para santri, dalam sebuah sambutan PHBI. Ia berujar, “hadirin wal hadirat! dalam sebuah hadis, Nabi bersabda “dur ma tadaur wala tadur” artinya “lihatlah isi pembicaraanya dan jangan engkau lihat siapa yang berbicaranya”.

Tahu persis bahwa lurah itu terlalu memaksakan diri untuk berdalil, maka sang Kyai berceloteh pada santrinya sembari menujukkan telunjuk ke jidatnya, “Ah Si Lurah, kalu mau berdalil make Follow Up” (maksud sang kyai mungkin make Polo, sebuah ungkapan bahasa sunda yang berkonotasi otak, artinya ngak pake otak).

Para santri, yang rata-rata mahasiswa, ngak kuat menahan ketawa melihat gaya lurah yang memaksakan diri berdalil dan melihat kyainya yang memaksakan diri berbahasa ilmiah.
read more "Follow Up"

Senin, 18 Januari 2010


Terdengar suara lagu umu kultsum dari kejauhan…usut punya usut ternyata ada acara walimatul ‘Arsy mas SUgeng, tetangga dekat Pondok.
Tangan kanan kang Bejo memegang kitab kecil bertuliskan Alfiyah karangan Ibnu Malik, tiba-tiba pandangan yang semula tertuju ke bait 450 berpindah perlahan-lahan kea rah langit yang sedikit mendung. Sungguh pas sekali awan itu, ternyata dia setia padaku, dia bisa menggambarkan perasaan hatiku. Gumam kang Bejo.
Kembali memulai menghitung, tahun ini dikurangi tahun kelahirannya. Persis hasilnya 29. Ibarat padi, sudah amat sangat merunduk sekali.hehe….maaf kalo ada yang tersinggung. Seketika muncul ide setelah semalam melihat film KCB alias Ketika Cinta Bertasbih di kamar GusE, maklum Kang Bejo akarab sangat dengan putra pak Kyai itu. “Apa aku beli cincin saja ya, trus aku titipkan ke pak Kyai, biar pak Kyai saja yang memilihkannya, kalo aku mah sami’na wa atho’na saja lah…!!!” Wah azam episode ke 3 neh….semoga saja permaslah ini tidak sampai terdengar oleh Habiburrahman, bisa ke Ge Er an ntar…Yaa Allah begitu besar pengaruh multimedia…Yaa kita doakan saja lah semoga kang Bejo berhasil. Amien Allahumma Amien.
read more "KANG BEJO KENA SYNDROME KCB 2"

Malam ini kabut menyelimuti langit, mendung, dan akhirnya gerimis turun juga , jangkrik-jangkrik berseriosa, bambu-bambu saling bergesekan, dan benar apa kata film DEALOVA, GERIMIS ITU ROMANTIS. Lihat saja perpaduan dua panca indera ketika melihat suasana kalem dan mendengar suara alam yang melankolis seperti itu.
Begitu juga dengan kang Bejo, terhipnotis oleh kekuasaan Allah yang begitu dahsyat. Subhanallah. Keromantisan tersebut membawanya lelap dalam tidur. Mimpipun turut serta dalam keharmonisan malam itu. Meskipun kang Bejo sendiri gak sadar ketika tidur dia buang angin berkali-kali dan teman sekamarnya yang harus menjadi korban kebusukan bau kentutnya, maklum dia kan hoby makan pete. Mungkin jika diadakan kompetisi, kang Bejolah yang menang, bias-bisa masuk dalam rekor MURI, bahkan Gueenes Book of World Record, ( gak terbayangkan kan gimana baunya….???).
Adzan subuh seperti biasa berkumandang. Dan seperti biasa juga kang bejo bangun yang diikuti oleh anunya, santri yang lain maksudnya, jangan ngeres dulu. Shalat berjamaah, dan sorogan kitab. Tak ada yang beda di pagi ini, masih seperti biasanya, santri-santri berjejer antri mandi, ada yang sambil ngupil, garuk-garuk pantat, nglamun, nyanyi-nyanyi. Yaa begitulah kurang lebihnya.
Sebenarnya tak ada yang special pada malam itu. Hanya iman dan ketakwaan saja yang semakin bertambah….wuih nggaya tenan kang Bejo….serasa jadi orang yang paling beriman.hehe…
Oya ada satu pertanyaan yang belum terjawab dalam hatinya, kenapa malam itu kang Bejo teringat kepada seseorang, tetapi belum tau seseorang itu siapa. Aneh kan…??? Ya itulah sebabnya , makanya kang Bejo belum bisa menjawab pertanyaan hati yang sebenarnya ia pertanyakan kepada dirinya sendiri.
read more "PERTANYAAN KANG BEJO YANG ANEH"

Bertahan dalam sebuah pemikiran di dalam kumpulan beraneka ragam pemikiran memang teramat susah. Ada 2 segi yang dihadapi, segi personal dan sosial. Alangkah munafiknya jika kita membohongi diri kita sendiri. Tapi alangkah congkaknya kita jika berdiri sendiri diantara orang-orang yang sedang duduk. Jika kita berpikir hidup sendiri itu lebih mudah, itu salah kaprah. Liat saja Nabi Adam, beliau waktu itu saja sibuk mencari Siti Hawa. Yaa dipikir logis saja lah, hidup sendiri????imposible...layumkinu....alias ora mungkin. Intinya kan boleh-boleh saja mempertahankan pendapat sendiri, asal jangan mengganggu keharmonisa sosial. Kita perlu belajar banyak terhadap kehidupan Gus Dur. Semoga kita bisa menduplikat apa yang sudah diajarkan oleh Gus Dur secara tidak langsung itu. Sungguh Guru Besar yang memukau. Dunia saja berbondong-bondong mengunjungi dan berziarah di makam beliau, tapi kok ya masih ada saudara kandung se Negara kita yang mengaku tokoh ِagama dan negarawan yang masih tidak mau berbela sungkawa mendatangi makamnya. Apakah gengsi…???apakah malu dibilang tidak konsisten terhadap keyakinannya…???Apa jangan-jangan malah mulai ragu dengan keyakinannya sendiri, karena dunia saja sudah berbeda paham dengannya. Tapi yang jelas apapun dan siapapun orang atau keyakinan itu, tetap saja harus mempunyai tujuan sosialis. Hablum minallah itu nomor satu,,,tapi bukan berarti hablum minannas tidak penting. Biarkan lah itu jadi pelajaran tersendiri, gitu saja kok repot.
read more "IMPOSIBLE"
 

Entri Populer

Tuan Rumah

Kenalan Yuk

Foto saya
Pacitan, Jawa Timur, Indonesia
Blog ini hanya sekedar mengeksplor sisi ke WOW-an INDONESIA kita... salam kenal semuanya....

Blogroll

   

Jumlah Pengunjung

Pengikut