Jam

Kamis, 28 Januari 2010


Seperti biasa disebuah pondok yang masih `Tradisional` santri dan keluarga sangat santun dan patuh pada sang Kyai pengasuh. Nah sang kyai ini punya santri yang cukup banyak dan bermacam prilaku dan karakterinya.
Suatu hari menjelang tidur malam selepas pengajian beberapa murid kumpul dan bercengkerama. ada yang main tebakan adapula yang main sekak (catur). Tidak seperti biasanya kalo malam seorang santri ngajukan tantangan pada temen-temennya.

`Hayo... Siapa yang berani nyium dua pipinya si `ening` (pangilan hormat pada putri sang kyai )
` Gila lo cep, emang kamu berani apa`
` Emang sicecep tuh paling edan `
` Okey deh kalo aku bisa cium pipi si eneng kamu mau bayar berapa?`
` Aku akan bayar kamu dua puluh ribu deh kalo kamu berani dan sukses ddalam misi itu `
` Okkey deh liat aja besok pagi selepas sholat dhuha`

Nah... malam harinya menjelang sholat shubuh sicecep hadir duluan di langgar (masjid) tempat biasnya sang kyai ngadakan pengajian. Dan langgar itu nggak jauh dari `Dalem` (rumah) sang kyai. Peresisnya dibelakang rumah yang kurang lebih 25 meteran.

Begitu sang kyai masuk ke langgar tersebut sangkyai terkejut melihat sicecep yang sepertinya khusuk wiridan. Nah begitu adzan subuh sicecep pun adzan lalu sholat sunnah. Nggak seperti biasanya emang sicecep rajin seperti itu. Sang kyaipun tampak bangga karena merasa bisa membimbing santrinya itu.

Namun begitu menjelang iqomah si cecep berlagak batal dan pergi untuk ngambil air wudhu. Begitu keluar dari masjid sicecep menuju kkamar mandi sambil nenteng sandal sang kyai kebelakang rumahnya.

Selepas sholat subuh sang kyai melanjutkan wirid sampai saat dhuha. begitu pula dengan si cecep.Begitu selesai sholat dhuha sang kyai beranjak berdiri dan keluar. Namun ia terkejut karena beliau tidak menemukan sandalnya. Si cecep yang berlagak tidak tahu menghampiri sang kyai dan bertanya ` Ada apa kyai...?`
` Saandalku nggak ada cep....`. ` OOo.....tadi saya lihat diambil si enen, Kalao gitu saya ambilkan ya...Kyai..`
` Terima kasih kamu memang murid yang taat pada guru ...` ( sambil mengusap kepala si cecep.
Si Cecep pun menuju rumah si sang kyai dan menemui putrinya.

:` Ada apa cep ` tanya sang putri
` anu neng sama pak kyai saya disuruh nyium pipi neng `
` Ah nggak mungkin, masak kkyai nyuruh gitu ` tolak sang putri.
Si cecep segera berteriak ` Kyai... sama eneg nggak boleh, nggak diberikan ` Sang kyai langsung membalas ` Lho neng kenapa nggak diberikan .... Hayoo...cepat berikan....`.
` Tuh betulkan neng kyai nyuruh beri cecep sun `.
Dengan agak malu si eneng pun memberikan pipi kanannya.
` Trus yang kiri mana...` ` eh kamu jangan bertingkah ya..,.
udah dikasi yang kanan minta yang kiri.. `. Si cecep pun teriak lagi ` Pak Kyai sama si Eneng cuman diberikan satu `. Sang kyai pun membalas dengan lantang ` Lho kamu ini gimana tho neng yang berikan dua-duanya `. Kontan saja si eneng ngasihkan pipio kirinya.

Santri lain yang melihat kejadian itu cengar-cengir dan gemas sama si cecep. Begitu si cecep selesai melaksanakan triknya sicecep pun ngeloyor pergi dan memberikan sandal sang kyai. Begitu sandal diberikan sang kyaipun berujar ` terima kasih semoga ilmu yang kamu terima bisa bermanfaat.... ` Amin... kata sicecep menimpali.
read more "Santri Cecep"

Karena Ingin di sebut sebagai lurah yang pandai berdalil, di hadapan kyai dan para santri, dalam sebuah sambutan PHBI. Ia berujar, “hadirin wal hadirat! dalam sebuah hadis, Nabi bersabda “dur ma tadaur wala tadur” artinya “lihatlah isi pembicaraanya dan jangan engkau lihat siapa yang berbicaranya”.

Tahu persis bahwa lurah itu terlalu memaksakan diri untuk berdalil, maka sang Kyai berceloteh pada santrinya sembari menujukkan telunjuk ke jidatnya, “Ah Si Lurah, kalu mau berdalil make Follow Up” (maksud sang kyai mungkin make Polo, sebuah ungkapan bahasa sunda yang berkonotasi otak, artinya ngak pake otak).

Para santri, yang rata-rata mahasiswa, ngak kuat menahan ketawa melihat gaya lurah yang memaksakan diri berdalil dan melihat kyainya yang memaksakan diri berbahasa ilmiah.
read more "Follow Up"

Senin, 18 Januari 2010


Terdengar suara lagu umu kultsum dari kejauhan…usut punya usut ternyata ada acara walimatul ‘Arsy mas SUgeng, tetangga dekat Pondok.
Tangan kanan kang Bejo memegang kitab kecil bertuliskan Alfiyah karangan Ibnu Malik, tiba-tiba pandangan yang semula tertuju ke bait 450 berpindah perlahan-lahan kea rah langit yang sedikit mendung. Sungguh pas sekali awan itu, ternyata dia setia padaku, dia bisa menggambarkan perasaan hatiku. Gumam kang Bejo.
Kembali memulai menghitung, tahun ini dikurangi tahun kelahirannya. Persis hasilnya 29. Ibarat padi, sudah amat sangat merunduk sekali.hehe….maaf kalo ada yang tersinggung. Seketika muncul ide setelah semalam melihat film KCB alias Ketika Cinta Bertasbih di kamar GusE, maklum Kang Bejo akarab sangat dengan putra pak Kyai itu. “Apa aku beli cincin saja ya, trus aku titipkan ke pak Kyai, biar pak Kyai saja yang memilihkannya, kalo aku mah sami’na wa atho’na saja lah…!!!” Wah azam episode ke 3 neh….semoga saja permaslah ini tidak sampai terdengar oleh Habiburrahman, bisa ke Ge Er an ntar…Yaa Allah begitu besar pengaruh multimedia…Yaa kita doakan saja lah semoga kang Bejo berhasil. Amien Allahumma Amien.
read more "KANG BEJO KENA SYNDROME KCB 2"

Malam ini kabut menyelimuti langit, mendung, dan akhirnya gerimis turun juga , jangkrik-jangkrik berseriosa, bambu-bambu saling bergesekan, dan benar apa kata film DEALOVA, GERIMIS ITU ROMANTIS. Lihat saja perpaduan dua panca indera ketika melihat suasana kalem dan mendengar suara alam yang melankolis seperti itu.
Begitu juga dengan kang Bejo, terhipnotis oleh kekuasaan Allah yang begitu dahsyat. Subhanallah. Keromantisan tersebut membawanya lelap dalam tidur. Mimpipun turut serta dalam keharmonisan malam itu. Meskipun kang Bejo sendiri gak sadar ketika tidur dia buang angin berkali-kali dan teman sekamarnya yang harus menjadi korban kebusukan bau kentutnya, maklum dia kan hoby makan pete. Mungkin jika diadakan kompetisi, kang Bejolah yang menang, bias-bisa masuk dalam rekor MURI, bahkan Gueenes Book of World Record, ( gak terbayangkan kan gimana baunya….???).
Adzan subuh seperti biasa berkumandang. Dan seperti biasa juga kang bejo bangun yang diikuti oleh anunya, santri yang lain maksudnya, jangan ngeres dulu. Shalat berjamaah, dan sorogan kitab. Tak ada yang beda di pagi ini, masih seperti biasanya, santri-santri berjejer antri mandi, ada yang sambil ngupil, garuk-garuk pantat, nglamun, nyanyi-nyanyi. Yaa begitulah kurang lebihnya.
Sebenarnya tak ada yang special pada malam itu. Hanya iman dan ketakwaan saja yang semakin bertambah….wuih nggaya tenan kang Bejo….serasa jadi orang yang paling beriman.hehe…
Oya ada satu pertanyaan yang belum terjawab dalam hatinya, kenapa malam itu kang Bejo teringat kepada seseorang, tetapi belum tau seseorang itu siapa. Aneh kan…??? Ya itulah sebabnya , makanya kang Bejo belum bisa menjawab pertanyaan hati yang sebenarnya ia pertanyakan kepada dirinya sendiri.
read more "PERTANYAAN KANG BEJO YANG ANEH"

Bertahan dalam sebuah pemikiran di dalam kumpulan beraneka ragam pemikiran memang teramat susah. Ada 2 segi yang dihadapi, segi personal dan sosial. Alangkah munafiknya jika kita membohongi diri kita sendiri. Tapi alangkah congkaknya kita jika berdiri sendiri diantara orang-orang yang sedang duduk. Jika kita berpikir hidup sendiri itu lebih mudah, itu salah kaprah. Liat saja Nabi Adam, beliau waktu itu saja sibuk mencari Siti Hawa. Yaa dipikir logis saja lah, hidup sendiri????imposible...layumkinu....alias ora mungkin. Intinya kan boleh-boleh saja mempertahankan pendapat sendiri, asal jangan mengganggu keharmonisa sosial. Kita perlu belajar banyak terhadap kehidupan Gus Dur. Semoga kita bisa menduplikat apa yang sudah diajarkan oleh Gus Dur secara tidak langsung itu. Sungguh Guru Besar yang memukau. Dunia saja berbondong-bondong mengunjungi dan berziarah di makam beliau, tapi kok ya masih ada saudara kandung se Negara kita yang mengaku tokoh ِagama dan negarawan yang masih tidak mau berbela sungkawa mendatangi makamnya. Apakah gengsi…???apakah malu dibilang tidak konsisten terhadap keyakinannya…???Apa jangan-jangan malah mulai ragu dengan keyakinannya sendiri, karena dunia saja sudah berbeda paham dengannya. Tapi yang jelas apapun dan siapapun orang atau keyakinan itu, tetap saja harus mempunyai tujuan sosialis. Hablum minallah itu nomor satu,,,tapi bukan berarti hablum minannas tidak penting. Biarkan lah itu jadi pelajaran tersendiri, gitu saja kok repot.
read more "IMPOSIBLE"
 

Entri Populer

Tuan Rumah

Kenalan Yuk

Foto saya
Pacitan, Jawa Timur, Indonesia
Blog ini hanya sekedar mengeksplor sisi ke WOW-an INDONESIA kita... salam kenal semuanya....

Blogroll

   

Jumlah Pengunjung

Pengikut