Jam

Jumat, 25 November 2011



Pengorbananmu...membuatku mengerti arti sebuah usaha,,,

Ketulusanmu...membuatku mengerti arti cinta...

Keikhlasanmu...membuatku mengerti arti berbagi...

Jerih Payahmu...membuatku mengerti arti pantang menyerah...

Kegigihanmu...membuatku mengerti arti perjuangan...

Senyum simpulmu...membuatku mengerti arti kesabaran...

Ucapanmu...membuatku mengerti arti sebuah penyampaian...

Goresan tanganmu...membuatku mengerti arti ke-berharga-an...


Karena perantara seorang GURU....membuatku mengerti arti ilmu dan pendidikan....

Ilmu darimu...membuatku mengerti arti sebuah Kehidupan...

Guru....Terima Kasihku Ungkapkan

(selamat HARI GURU, 25 Nopember)
read more "Guru....Terima Kasihku Ungkapkan"

Minggu, 20 November 2011



Tiga Tahapan Turunnya Hujan
Tahap 1 : “Dialah yang mengirim angin,…”
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut “perangkap air”.

Tahap 2:“…lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal…”
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.

Tahap 3 : “…lalu kamu lihat air hujan ke luar dari celah-celahnya…”
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan :

Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. QS An-Nuur ayat 43
read more "3 Tahap Turunnya Hujan"


Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga.
Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.
Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau ombrometer. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0.25 mm. Satuan curah hujan menurut SI adalah milimeter, yang merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi.
Air hujan sering digambarkan berbentuk "lonjong", lebar di bawah dan menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat. Air hujan yang besar menjadi semakin leper, seperti roti hamburger. Air hujan yang lebih besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat dibanding air hujan yang lebih kecil.
Beberapa kebudayaan telah membentuk kebencian kepada hujan dan telah menciptakan berbagai peralatan seperti payung dan baju hujan. Banyak orang yang lebih gemar tinggal di dalam rumah pada hari hujan. Biasanya hujan memiliki kadar asam pH 6. Air hujan dengan pH di bawah 5,6 dianggap hujan asam.
Ada yang menganggap bahwa bau yang tercium pada saat hujan dianggap wangi atau menyenangkan. Sumber dari bau ini adalah petrichor, minyak atsiri yang diproduksi oleh tumbuhan, kemudian diserap oleh batuan dan tanah, dan kemudian dilepas ke udara pada saat hujan.
read more "Hujan dan Yang Ada Didalamnya"

Kamis, 10 November 2011



10 nopember, bahkan masih ada yang tidak tahu ada apa dengan tanggal tersebut.
Jika kita melihat film film dokemter nasional, foto-foto para pejuang kemerdekaan, lagu-lagu kebangsaan, sacara tidak kita sadari hati kita hanyut dalam kenangan betapa besar jasa mereka, kemerdekaan mereka taruhkan dengan darah dan nyawanya.
Sekarang....kita merdeka, bangsa ini merdeka berkat usaha perjuangan mereka.
Lalu apa yang kita sudah lakukan selama ini....???
Betapa sedihnya mereka para pahlawan melihat apa yang kita perbuat sekarang...
Maafkan kami para pahlawan...
read more "Kemerdekaan ini Adalah Hasil Keringat Mereka"

Selasa, 01 November 2011



Memang benar, setiap manusia mempunyai pandangan masing-masing. Tapi jika kau tanyakan kembali kepadanya, “bisa kah anda menjamin kebenaran pandangan tersebut” , tentu saja ia akan diam, kembali memutar otaknya untuk berfikir, yang kemudian berhulu kepada sebuah pangakuan bahwasanya saya ternyata hanyalah manusia. Tempatnya salah dan lupa.
Jikalau sudah seperti ini, bukan berarti kita hanya diam. Pasrah dengan pernyataan “saya ini manusia, tempatnya salah dan lupa”.

Jauh lebih dari pada itu....

Afalaa yatadzakkarun
Kenapa selalu berulang hari-hari dalam runtutan pekan, yang kemudia berulang lagi dalam hitungan bulan, tahun, windu, dekade, abad, dan seterusnya
Kenapa pula jarum-jarum jam itu senantiasa berputar, kembali dan selalu melewati angka-angka yang sama.
Kenapa pula manusia bisa melihat, bisa mendengar, bisa berjalan, bisa merasa, bisa berfikir.

Afalaa yatadzakkarun

Lalu tiba pada titik akhir.....

Dengan nikmat Tuhan itulah manusia seharusnya senantiasa merubah dirinya untuk menjadi lebih baik, belajar dari kesalahan.

Laa haula wa laa quwwata, illa billahil‘aliyiil ‘adzim
read more "Afalaa yatadzakkarun"
 

Entri Populer

Tuan Rumah

Kenalan Yuk

Foto saya
Pacitan, Jawa Timur, Indonesia
Blog ini hanya sekedar mengeksplor sisi ke WOW-an INDONESIA kita... salam kenal semuanya....

Blogroll

   

Jumlah Pengunjung

Pengikut