Jam

Kamis, 24 Maret 2011

Sejarah dan Aspek Religius Kopi




Kita sering kali mendapatkan diri kita merenung sejenak untuk merefleksikan diri, dengan ditemani secangkir kopi. Sekarang marilah sejenak kita merenung mengenai sejarah dan aspek religius kopi.

Sejarah dan pengembangan industri kopi sangatlah menarik hati, mulai dari penemuannya sampai ke penyebarannya yang cepat melalui perdagangan dan politik/perang. Ketika sejarah kopi di negeri-negeri Barat baru berusia sekitar empat ratus tahun, di negeri-negeri Timur kopi secara luas dikonsumsi sebagai hidangan sejak dari tahun 800 SM. Bahkan karya-karya Homer dan legenda-legenda Arab telah menceritakan hidangan pahit dan hitam yang misterius yang memiliki kekuatan stimulan. Serta di pergantian milenium yang pertama, Avicenna -seorang dokter muslim yang terkenal- menyatakan kopi sebagai unsur pengobatan.

Penemuan tanaman yang berkemampuan stimulan dan populer ini tidak lepas dari mitologi. Ada sebuah legenda unik mengenai seorang gembala Ethiopia bernama Kaldi yang disebut-sebut pertama kali mengenali efek stimulan yang dimiliki kopi ketika ia memperhatikan tindak-tanduk domba-dombanya. Disebutkan bahwa ia melihat domba-dombanya menjadi hiperaktif setelah memakan buah merah dari sejenis tanaman semak ketika mereka berpindah ke padang rumput yang lebih hijau. Karena ingin tahu ia mencoba beberapa buah, dan ikut menjadi hiperaktif seperti domba-domba gembalaannya. Seorang biarawan yang melintas mendengar kisahnya dan ikut mencoba merebus biji-bijian itu, dan ia akhirnya mendapatkan suatu hidangan pahit yang mampu menghilangkan kantuk dan keletihan untuk digunakan dalam ibadah malam.

Legenda Islam menganggap penemuan kopi berasal dari tuah Sheikh Omar, yang diceritakan menemukan kopi yang tumbuh liar sewaktu hidup sebagai seorang petapa di Mocha, sebuah daerah produksi kopi yang terkenal di Yaman. Ia diceritakan sudah memanfaatkan kopi dengan merebus bijinya dan mendapatkan efek stimulan dari hasil menyeduhnya. Ketika penduduk lokal diserang suatu penyakit yang misterius, dengan minuman tersebut mereka diobati. Sheikh Omar melanjutkan perjalanannya, dan menyembuhkan putri Raja Mocha dengan menggunakan kopi. Dari sinilah nama “mocha” berasal.
Pengobatan luar biasa ini segera menemukan jalannya ke Makkah yang diklaim sebagai tempat pertama kali kedai kopi didirikan. Meski 'Kaveh Kanes' awalnya merupakan tempat pertemuan religius, dengan segera mereka bertransformasi menjadi tempat-tempat populer untuk pergaulan sosial.

Kata Arab untuk kopi adalah 'kahwah' yang juga merupakan kata panggilan untuk anggur, dimana bubur biji kopi sering kali difermentasi untuk menghasilkan sejenis minuman keras yang kuat. Meski Quran melarang hidangan memabukkan, para peminumnya berargumentasi bahwa kopi lebih sebagai stimulan dibanding minuman keras, dan minuman jenis ini terus bertahan.

Cerita lain dari minuman kopi adalah bahwa tanaman kopi berasal dari Ethiopia di daerah Kaffa. Suku Galla di Ethiopia dikenal luas memanfaatkan kopi sebagai bahan makanan, bukan sebagai minumanan. Juga dipercaya bahwa para biarawan Ethiopia kemungkinan telah mengunyah biji-biji kopi sebagai stimulan selama berabad-abad sebelum kopi pertama kali diseduh sebagai minuman panas. Para pemburu Galla biasa membungkus biji kopi dalam lemak hewan sebagai sumber nutrisi selagi mengejar hewan buruan.

Pemakaian kopi sebagai stimulan boleh jadi dimulai di Afrika sekitar tahun 575 M. Biji-bijian itu dianggap sedemikian penting bagi mereka sehingga bahkan digunakan sebagai mata uang. Dari Afrika Timur pemakaian kopi menyebar ke Yaman, Arab dan Mesir sehingga kopi kemudian menjadi bagian kultur sehari-hari. Di mana dan kapan tepatnya budi daya kopi pertama kali dilakukan masih diperdebatkan, tetapi kebanyakan pihak yang memiliki otoritas percaya bahwa kopi pertama kali dibudi-dayakan di Arab dekat Laut Merah sekitar tahun 675 M.
Turki barangkali merupakan negeri yang pertama kali meminum kopi dalam bentuk direbus, sering kali menambahkan rempah-rempah seperti cengkih, kayu manis, cardamon dan adas sewaktu memasak minuman kopi. Namun peninggalan teks-teks Arab di sekitar tahun 900 M telah menggambarkan adanya suatu minuman Ethiopia yang dikenal sebagai 'buna', serupa dengan kata Ethiopia untuk minuman kopi.

Peran sentralnya menjadikan kopi sebagai jalan hidup di Turki, hukum di Turki melegalkan seorang wanita menceraikan suaminya jika gagal menyediakan kuota kopi bagi kebutuhannya sehari-hari.
Ekspor tanaman yang subur (fertil) ke luar dunia Arab dilarang dengan keras, dan penyebaran kopi yang mula-mula ke dunia Timur, dimulai secara ilegal. Pedagang-pedagang Arab dianggap sebagai yang pertama kali memperkenalkan kopi ke Sri Lanka sejak tahun 1505, dan seorang Arab bernama Baba Budan diduga menyelundupkan biji kopi ke daerah pegunungan dekat Mysore, barat daya India, sekembalinya ia dari ziarah ke Makkah di abad ke-17. Di sana ia memulai sebuah perkebunan kecil yang keturunan-keturunan tanaman asli itu masih bisa ditemukan tumbuh dan berproduksi sampai saat ini.

Pada tahun 1453 kopi mencapai Konstantinopel dengan meluasnya Ottoman Empire, dan toko kopi dunia yang pertama, Kiva Han, dibuka di sana pada tahun 1475. Kedai kopi yang pertama di Konstantinopel dibuka pada tahun 1554. Pada akhir abad ke-16 para pedagang pertama kali memperkenalkan kopi ke kultur Eropa, dan kopi menjadi bisnis yang menguntungkan bagi pedagang-pedagang Venesia pada tahun 1615.

Dengan kehadirannya pada abad ke-17 dan 18 di Eropa, kedai kopi telah menjadi suatu bagian kultur sosial yang tetap bertahan lebih dari 400 tahun. Karena kebanyakan kopi yang diekspor ke pasar Eropa berasal dari pelabuhan Alexandria dan Smyrna, skala permintaan kopi dan nilai pajak ekspor yang dibebankan di pelabuhan ini membuat pedagang Eropa mencoba menanam kopi di negara-negara lain. Dengan meledaknya ketenaran kedai kopi, kekuatan-kekuatan di Eropa segera bersaing satu sama lain di sepanjang abad ke-17 untuk mendirikan perkebunan kopi di daerah jajahan masing-masing. Pada tahun 1658 Belanda mulai penanaman “mocha” secara besar-besaran di Sri Lanka, dan pada tahun 1699 mereka dengan sukses menanamnya di Jawa dan di Suriname pada tahun 1718.

Sejarah pengenalan tanaman kopi ke Amerika dimulai pada tahun 1714 ketika Perancis berhasil membawa stek pohon kopi ke pulau Martinique di Hindia Barat. Dangan suksesnya pengenalan kopi, dari sana kopi dibawa ke Amerika Selatan, dan pertama kali tumbuh di Brazil Utara sekitar tahun 1727. Meskipun demikian, tanaman kopi gagal tumbuh subur di iklim yang yang kurang baik di utara Brazil, dan hal ini menyebabkan tempat penanaman berpindah, awalnya ke Rio de Janeiro, kemudian ke San Paolo dan Minas tempat tanaman kopi menemukan habitat idealnya. Penanaman kopi mulai berkembang dengan pesat sehingga menjadi sumber daya ekonomi yang paling penting di Brazil, sebanyak 97% produksi kopi dunia pada awal abad ke-20, semua berasal dari kopi yang mula-mula ditanam di Martinique. Ironisnya, barulah di tahun 1878 pohon kopi akhirnya kembali ke rumah asal, ketika Inggris mendirikan perkebunan yang menjadi masa depan industri kopi di Kenya.

Kopi memulai sejarahnya di Amerika Serikat sekitar empat ratus tahun yang lalu. Pada tahun 1668 kopi telah menggantikan minuman bir sebagai sarapan favorit orang-orang New York, dan "Boston Tea Party" pecah pada tahun 1773 yang menjadikan meminum kopi sebagai tindakan patriotik. Konsumsi kopi terus tumbuh dibantu inovasi-inovasi industri Amerika seperti pengemasan kopi roasting dalam kaleng vakum dan penemuan kopi instan di awal Abad 20, dan juga dengan penemuan kopi freeze dried oleh Nestle pada tahun 1938 sebagai sebuah solusi surplus produksi kopi dunia. Pada tahun 1920 penjualan kopi mengalami booming, dan pada tahun 1940 USA telah menjadi importir utama kopi dunia, mencapai 70% panen global.

Tidak ada minuman lain, dengan perkecualian alkohol, yang mendapatkan pujian dan juga penolakan religius seperti halnya kopi. Pada tahun 1454 Mufti Aden mengunjungi Ethiopia dan terkesan dengan minuman ini, yang mengobatinya dari berbagai penyakit. Penerimaan sang pemuka agama dengan segera membuatnya menjadi hidangan populer diantara penduduk suku-suku Yaman yang kemudian menggunakannya pada upacara-upacara religius dan memperkenalkannya ke Makkah.
Kopi dikenal luas diantara orang-orang Islam dan hampir bersinonim dengan dunia Muslim, sehingga pada tahun 1615 sewaktu diperkenalkan di Venesia, banyak pendeta yang mengharuskan minuman ini dikucilkan dan dianggap sebagai "Perbuatan Setan". Namun, kopi pada akhirnya ikut dipopulerkan oleh Sri Paus Clament VIII yang dikabarkan sangat menikmatinya, sehingga ia malah membaptisnya, dikabarkan juga bahwa ia berseru "kopi sangat lezat dan sungguh malang bila membiarkan hanya orang kafir (Muslim) menggunakannya secara eksklusif."

Meski demikian, tidak semua para pemimpin di kalangan Islam berperan positif dalam tersebar luasnya kopi. Ada saatnya ketika hidangan kopi pernah terancam di Makkah. Pernah, pada tahun 1511 gubernur Khair Beg memandang kopi sebagai minuman yang mengancam kepentingannya dan memerintahkan untuk menutup semua kedai kopi di Makkah. Namun Mufti Makkah membantah perintahnya.
Akhirnya debat itu dipecahkan ketika Sultan di Kairo turut campur dan menegur Khair Beg yang secara sepihak mengutuk minuman kopi tanpa berunding terleih dahulu dengan Sultan. Dan tahun selanjutnya dia dihukum mati atas tuduhan korupsi. Jadi, dengan demikian selamatlah kultur kopi di Makkah. (from semendo.com)

0 komentar:

 

Entri Populer

Tuan Rumah

Kenalan Yuk

Foto saya
Pacitan, Jawa Timur, Indonesia
Blog ini hanya sekedar mengeksplor sisi ke WOW-an INDONESIA kita... salam kenal semuanya....

Blogroll

   

Jumlah Pengunjung

Pengikut