Jam

Rabu, 27 April 2011

Lantas, Tuhanpun menjawab



Realita , sebuah kenyataan yang benar-benar pahit. Tapi disisi lain syukur lah yang harus diucap, bagaimanapun juga, sepahit apapun juga, itulah jawaban terbaik untuk diri kita. Dengan banyak macam cara Gusti Pangeran memberikan jawaban atas doa-doa hambanya.
Ini bukan kisah saya, tapi kisah orang disekeliling saya. Dan saya mendapat pelajaran yang sangat berharga, tentang hakikatnya manusia. Manusia, yang sering menyebut dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan dengan kasta yang paling tinggi. Tapi kembali lagi manusia yaa tetep manusia. Masih ada Tuhan diatas segalanya.
Entah darimana berita ini muncul dan sampai ke telinga saya. Dengan cepat telinga saya mengolah berita ini yang kemudian menyampaikan sari pati nya ke dalam hati. Sebuah pesan. Sebuah kesimpulan, bahwasanya sebesar apapun rencana manusia, Tuhan lah yang menentukan. Allah Tuhan dari semesta Alam.
Manusia, lahir dengan bentuk wanita, Pria, Kaya, Miskin, Cantik, Tampan, Jelek, bukan dirinya pula yang memilih. Manusia tak bias memilih lahir dalam bentuk apa, dan lewat rahim seorang ibu yang bagaimana. Kewajiban yang dilahirkan hanyalah menghormati dan menyayangi secara totalitas kepada siapa yang sudah melahirkannya, IBU. Satu kata yang terdiri dari tiga huruf. Seseorang yang sangat berpengaruh terhadap hidup seorang anak. Seseorang yang membawa pena persetujuan ridho Gusti Pangeran kepada kita sebagai putranya. Jika kalian masih merasa lebih hebat dari ibumu, dengan tegas saya nyatakan anda orang terBODOH sedunia.
Kembali ke masalah teman saya diatas. Rencana yang sudah ia susun bertahun-tahun ternyata tak sesuai dengan kehendak yang diatas. Bukan rencananya yang salah, tapi hasil dari yang ia rencanakan yang kurang tepat buat dirinya. Sungguh Tuhan maha Adil. Tuhan sangat mengerti apa yang pantas buat hambanya. Ditengah keterpurukannya, hanya nasehat sang Ibu lah yang mampu menjadi kompres kekecewaannya. Hanya dengan tutur lembutnya lah ia mengerti akan maksud Tuhan memberikan jalan lain untuknya. Jalan itu mengantarkannya untuk tidak memilih pendamping hidup yang sudah ia rencanakan.
“Bukan ia tidak baik, tapi ia kurang tepat untuk kau jadikan sebagai pendamping hidupmu”, kata Tuhan disela sujud peraduannya tengah malam ini.

0 komentar:

 

Entri Populer

Tuan Rumah

Kenalan Yuk

Foto saya
Pacitan, Jawa Timur, Indonesia
Blog ini hanya sekedar mengeksplor sisi ke WOW-an INDONESIA kita... salam kenal semuanya....

Blogroll

   

Jumlah Pengunjung

Pengikut